Surah al-Baqarah [2]: 153

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” (QS al-Baqarah [2]: 153)

Kata “al-Shabr” mempunyai arti tidak mengganggu keadaan seorang mukmin dan akalnya dan ia selalu teguh ketika diajak orang untuk berbuat dosa. Karena itu, Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya kesabaran adalah ketika seorang sedang mendapat cobaan yang pertama kali.”[1]

Maksudnya, seorang yang mendapat cobaan lalu ia bersabar dan tidak berbuat emosi sedikit pun. Itulah seorang yang berbuat sabar secara sempurna.

Dari pengertian di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa kesabaran yang paling besar adalah seorang bersabar ketika menaati Allah dan mengikuti berbagai perintah-Nya serta menjauhi berbagai larangan-Nya. Karena seorang tidak dapat mencapai puncak ketauhidan dan pengabdian yang sempurna, kecuali jika ia bersabar. Jika seorang telah mempunyai kesabaran dalam masalah ketauhidan dan pengabdian, maka ia akan tunduk kepada semua yang datangnya dari Allah.

Karena itu, seorang yang ingin mencapai kesuksesan yang besar dan abadi, ia harus siap menempuh perjuangan yang panjang dan sulit. Seperti yang dikatakan pepatah; seorang yang berusaha dengan keras dan sungguh-sungguh, ia akan mencapai kesuksesan apa saja yang diharapkannya.

Seorang yang ingin mencapai kesuksesan di bidang apa saja yang ia harapkan, ia harus bersabar dalam menghadapi lika-liku kehidupan, karena dalam diri manusia terdapat nafsu amarah yang mengajaknya untuk berbuat kejahatan dan untuk mengikuti bujuk rayu setan. Di luar sana banyak orang-orang yang tidak mempercayai Tuhan dan orang-orang zhalim yang berani berbuat segala macam kezhaliman, kesewenangan, pengkhianatan dan menyakiti orang lain. Jika engkau sedang menghadapi berbagai kesulitan lahir dan batin dan engkau mempunyai perasaan bersabar dan keteguhan kalbu, maka engkau akan sukses dalam hidupmu. Tetapi, jika engkau tidak mempunyai kedua perasaan tersebut, engkau tidak akan dapat mencapai kesuksesan yang besar dalam segala urusanmu.

Benteng yang paling utama untuk menghadapi segala tantangan kehidupan adalah perasaan bersabar, karena perasaan tersebut akan menjadi tanah yang kuat yang selalu engkau injak di bawah kaki kalian. Kesuksesan seorang dalam segala urusannya terkait erat dengan kesabarannya. Hanya dengan kesabaran saja manusia dapat mengerti jalan yang menuju kebaikan atau jalan yang menuju keburukan.

Demikian juga seorang tidak dapat mencapai pengabdian yang benar-benar ikhlas hanya untuk Allah semata, kecuali jika ia memperbaiki dan meningkatkan kesabarannya. Karena hanya dengan kesabaran saja, seorang dapat mencapai puncak hakikat keimanan, keislaman, dan ihsan. Jika seorang ingin mengubah keruhaniannya dari keimanan menjadi ma’rifat, dari ma’rifat menjadi cinta dan takut dan ia ingin merasakan manisnya keimanan, maka hendaknya ia selalu bersabar dan menjadikan kesabaran sebagai pemicu untuk mencapai segala puncak kesuksesan.

Jika kita memikirkan tentang macam-macam kesabaran, maka kita dapat mengerti bahwa modal utamanya yang harus digunakan oleh manusia adalah kesabaran.

Shalat adalah ibadah untuk mencapai kesabaran. Yang terpenting adalah untuk meneguhkan keimanan, membersihkan rohani dan menyehatkan badan. Demikian pula, shalat adalah alat untuk saling mengerti dan saling bergaul dengan sesamanya dalam suatu masyarakat yang kuat. Pokoknya, shalat adalah contoh yang paling menonjol dan modal utama bagi segala bentuk ibadah serta jalan utama menuju keselamatan dalam agama dan untuk mencapai cahaya kalbu menuju kesempurnaan.

Siapapun yang menjadikan iman dan shalat sebagai satu-satunya alat untuk membersihkan rohani dan kehidupan kalbunya, maka ia akan merasakan shalat sebagai alat pengikat yang paling kuat untuk menyatukan umat manusia. Ia bagaikan sebuah bangunan yang kuat. Sehingga siapapun yang mempunyai keteguhan iman dan rajin melakukan shalat, maka ia akan dapat menghadapi segala kesulitan dalam masalah ibadah dan ia akan mencapai puncak tertinggi dalam keimanannya.

[1] Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, pada bahasan mengenai Jenazah, hadis nomor 32, dan 43. Juga oleh Imam Muslim, pada bahasan yang sama (Jenazah), hadis nomor 14-15.

Pin It
  • Dibuat oleh
Hak Cipta © 2024 Fethullah Gülen Situs Web. Seluruh isi materi yang ada dalam website ini sepenuhnya dilindungi undang-undang.
fgulen.com adalah website resmi Fethullah Gülen Hojaefendi.