Surah al-Fâtihah [1]: 5

إِيَّاكَ نَعْبُدُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah,” (QS al-Fâtihah [1]: 5)

Dalam kitab-kitab tafsir disebutkan bahwa ayat ini mengisyaratkan mendahulukan maf’ul bihi secara singkat, yang artinya, “Ya Allah, sesungguhnya kami tidak mengikrarkan dan tidak mengakui adanya Tuhan lain selain-Mu dan kami tidak tunduk kepada siapapun selain-Mu dan kami tidak pernah merasa tenang dan minta pertolongan kepada selain-Mu..”

Adapun inti yang lain yang perlu kita sebutkan di sini adalah ayat tersebut memakai sighat (bentuk) fi’il madhi kata-kata‚ “abida” dan dipindah menjadi fi’il mudhari’, sehingga katanya menjadi ‚na’budu., karena sighat fi’il madhi mengandung berbagai pengertian, seperti‚ “’abadnâ” yang berarti kami menyembah, “shallaina” yang berarti kami bersembahyang atau kami ucapkan “fa’alna kadza wakadza” atau di sana mengandung arti lain yang tidak cocok dengan ruh ibadah dan pengabdian hanya kepada Allah. Adapun sighat “na’budu”, sighat ini tidak mengandung arti yang buruk, karena fi’il “na’budu” mengisyaratkan bahwa manusia sangat lemah dan butuh bantuan di hadapan Tuhannya Yang Mahaagung Yang Maha Mengetahui kelemahan diri manusia, sehingga ia perlu menyembah kepada Allah dan minta bantuan kepada Allah.

Sebagai kesimpulannya yang dikehendaki oleh seorang mukmin dalam ucapan itu adalah ucapan sebagai berikut, “Ya Rabbi, sesungguhnya aku telah berjanji bahwa aku tidak akan tunduk kepada siapapun, kecuali hanya kepada-Mu. Karena itu, aku memohon kepada-Mu dan aku mendatangi pintu kasih sayang-Mu dengan niat mengabdi dan merendahkan diriku di hadapan-Mu serta mengabdi kepada-Mu dan menaati-Mu dengan perasaan yang amat rindu dan aku berjanji tidak akan berbuat maksiat terhadap-Mu atau perbuatan apa saja yang tidak Engkau senangi dan yang tidak Engkau ridhai. Niatku ini adalah niat yang paling besar dan paling utama dalam perbuatanku kepada-Mu. Aku hanya mau tunduk kepada-Mu dan aku niat berbuat baik hanya untuk-Mu..”

Selain itu, ia menguati bahwa tiada Ilah selain hanya Allah dan ia tidak meminta pertolongan dan tidak tunduk kepada siapapun, kecuali kepada Allah saja. Demikian pula, orang-orang yang ikut shalat bersamanya juga mengutarakan harapannya dan pengabdiannya hanya kepada-Mu. Maksudnya, mereka berbaik sangka terhadap diri-Mu. Sebagai kesimpulannya, orang-orang mukmin yang melakukan shalat, semuanya bersepakat bahwa hanya Allah yang mereka sembah dan mereka mintai pertolongan-Nya, sehingga mereka terlepas dari was-was yang dihembuskan oleh setan. Dan, mereka mengutarakan pengabdiannya secara sempurna kepada Rabb Yang Mahaahad, yaitu Allah Swt..

Pin It
  • Dibuat oleh
Hak Cipta © 2024 Fethullah Gülen Situs Web. Seluruh isi materi yang ada dalam website ini sepenuhnya dilindungi undang-undang.
fgulen.com adalah website resmi Fethullah Gülen Hojaefendi.