الـحُبّ

Wanita

Wanita adalah guru pertama madrasah kemanusiaan. Ialah yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak, menumbuhkan keteraturan, kedamaian, dan keseimbangan di dalam rumah. Hari ini, para wanita dimana posisi mereka kembali dicari,  kami yakin dengan mengingat kedudukan khusus mereka yang telah diberikan oleh Yadul Qudrah[1], akan dapat mencegah beberapa pencarian kosong itu.

* * *

Sebuah rumah yang ditempati oleh seorang wanita mulia, berpendidikan, dan wanita yang hatinya terikat dengan rumah, maka rumah tersebut adalah sebuah sudut surga. Suara dan napas yang terdengar dari tempat itu sama dengan lagu-lagu indah para bidadari dan gemericik air telaga kautsar.

* * *

Kadang ketika seorang manusia melihat wanita mana pun yang tertindas di bawah perhiasan lahiriah, ia berkata dalam hati, "Kira-kira, apakah wanita itu juga menghargai kehormatan, kesucian, dan kefadhilahan yang merupakan perhiasan asli dalam dirinya?"

* * *

Kekayaan hati, iffah, dan harga diri adalah hal-hal yang dapat menjadikan seorang wanita sebagai sebuah berlian tiada dua, hingga menjadikannya lebih mulia daripada para malaikat. Wanita yang tidak menjaga iffahnya, ia seolah-olah wanita palsu. Sementara wanita yang tidak memiliki harga diri hanyalah mainan dan tempat olok-olok. Dalam atmosfer yang membunuh ini, tidak mungkin kita membahas tentang rumah yang sehat dan generasi-generasi yang kuat.

* * *

Seorang wanita yang telah menyadari fadhilah yang ia miliki melalui alam ruhaninya, ia niscaya sebuah lampu kristal di dalam rumahnya. Setiap gerakan yang ia lakukan akan menggerakkan cahaya-cahaya maknawiyah ke setiap sudut rumah tersebut. Sementara seorang wanita yang telah pasrah pada pikiran-pikiran kelam di dalam alam ruhaninya, ia adalah sumber kabut dan asap yang menodai setiap tempat dimana ia berada.

* * *

Satu-satunya buku yang harus selalu dibaca dan menjadi sahabat seorang wanita adalah buku pendidikan kemasyarakatan. Sampai sekarang belum ada buku terkait topik ini yang telah ditulis secara sempurna.

* * *

Ketika melihat wanita-wanita yang selalu menuruti hawa nafsu, orang-orang berkata, "Akal wanita itu pendek."  Saya pun masih sangat menoleransi hal itu. Saya kira, orang-orang yang berkata demikian jika melihat wanita yang dijadikan model iklan pada hari ini, mungkin mereka tidak akan bisa berkata apa-apa.

* * *

Orang-orang terdahulu berkata, "Jarum di tangan wanita bagaikan tombak di tangan pejuang." Pada hakikatnya saya sama sekali tidak melihat adanya mubalaghah[2] dalam ungkapan ini.

* * *

Ada begitu banyak masa dan periode yang menjadikan wanita sebagai kesenangan syahwat hawa nafsu, hiburan dan media iklan semata.  Oleh karena itu, seluruh masa dan periode kelam yang demikian harus dijadikan sebuah titik balik dimana wanita kembali bangkit dan mencari jati diri mereka yang sebenarnya.

* * *

Dahulu anak laki-laki dipanggil dengan sebutan "makhdum" dan anak perempuan dengan panggilan "karimah". Dua nama ini ibarat dua bola mata. Sebuah ungkapan yang mengutarakan sifat anak yang sangat berharga layaknya sebuah organ terkait dengan segala kepentingan dan kepekaannya.

* * *

Misalnya kita berkata, "Jagalah gaunmu dari tanah dan debu." Entah, apakah dengan ungkapan ini kita dapat menghargai wanita? Karena wanita yang bagaikan organ mata sangat berharga hingga ia perlu menjaga dirinya.

* * *

Perhiasan wanita berfadhilah adalah kehormatan dan iffahnya.  Sisi penting lain wanita yang layak dihargai dan dikagumi adalah tarbiyah ijtimaiyyah dan kesetiaan serta keikhlasannya pada pasangan.

* * *

Wanita yang baik adalah wanita yang dari lidahnya terdapat hikmah, dalam ruhnya terdapat kelembutan, dan dalam perilakunya terdapat penghormatan kepada sekelilingnya. Orang-orang yang mengerti akan menyadari sisi muqoddas[3] ini. Kemudian mereka akan merubah penyakit ruhani menjadi hikmah dan sarana bertafakkur.

* * *

Seorang wanita yang tidak dapat mengembangkan kuncup-kuncup kalbu dan ruhaninya bersamaan dengan pertumbuhan fisiknya. Meskipun pada periode tertentu ia seperti bunga-bunga yang digunakan sebagai mahkota kepala, tidak lama kemudian ia akan layu dan menggugurkan dedaunannya ke tanah dan terinjak-injak oleh kaki. Alangkah menyedihkannya orang-orang yang tidak dapat menemukan jalan menuju keabadian..!

* * *

Wanita adalah sebuah perhiasan mulia. Jangan sampai wanita dibiarkan dan diabaikan. Lalu jatuh ke atas air yang keruh dan kotor. Kami masih memiliki harapan bahwa generasi yang beruntung yang sadar akan ilmu, irfan, dan hakikat di masa depan akan ia jaga dengan sangat baik layaknya dua mata yang sangat berharga.

* * *

Wanita bagi kita adalah sebuah pondasi yang paling kuat dalam kemuliaan umat dan kebangsawan. Peran wanita dalam pembangunan masa lalu kita yang panjang dan terkemuka, tidak kalah penting dengan peran para mujahid yang berjuang melawan musuh.

* * *

Kebanyakan orang yang menyuarakan hak dan kebebasan dunia wanita sesungguhnya hanyalah orang-orang yang memperjuangkan kesenangan-kesenangan jasmani wanita, dan justru meruntuhkan kehidupan rohani wanita.

* * *

Wanita yang telah mencapai kematangan dalam jiwanya, ia dapat menumbuhkan dan mewariskan penerus-penerus yang shaleh, hingga membuat rumahnya selalu sejuk dan menebar wewangian yang menyegarkan hati. Ya. Tempat ukhrawi dimana wewangian ini bertebaran, adalah sebuah taman surga yang lebih indah dari segala sesuatu.

* * *

Seorang wanita yang telah menerangi kalbunya dengan cahaya iman serta mencerahkan pemikirannya dengan ilmu dan pendidikan ijtima'iyyah, ia seperti merenovasi rumahnya setiap hari. Ia selalu menambahkan dimensi keindahan yang baru. Sementara para wanita yang ceroboh dan tidak tahu diri, mereka justru menghancurkan rumah-rumah mereka dan menjadikan rumahnya muram layaknya pekuburan.

* * *

Wanita bukanlah perkakas ataupun barang logam yang tidak berharga. Jadi, tempat mereka bukanlah tempat dimana perkakas dan barang-barang logam itu berada. Wanita adalah sebuah berlian yang tiada dua. Wanita harus dilindungi di dalam kotak-kotak perhiasan yang dihiasi dengan hiasan mutiara yang indah.

* * *

Wanita memiliki sebuah tempat istimewa dalam hal kelembutan, kehalusan, dan kesensitifan. Jika ia tidak berada dalam lingkup tabiat dan fitrah dirinya, niscaya ia tidak akan berguna untuk rumah atau bahkan untuk masyarakatnya.

* * *

Semua gagasan yang diusung oleh feminisme atas nama wanita dewasa ini, justru telah menjadikan wanita semakin jauh dengan kelembutan, merendahkan mereka, dan menyebabkan kerusakan pada tabiat mereka. Sesungguhnya wanita adalah sebuah lingkaran yang sangat penting dalam siklus kehidupan. Namun yang tidak kalah bagi mereka adalah penghormatan pada batas-batas fitrah dan tabiat mereka sendiri.



[1] Allah Ta’ala

[2] Suatu hal yang dibesar-besarkan dan berlebihan.

[3] Yang suci.

Pin It
  • Dibuat oleh
Hak Cipta © 2024 Fethullah Gülen Situs Web. Seluruh isi materi yang ada dalam website ini sepenuhnya dilindungi undang-undang.
fgulen.com adalah website resmi Fethullah Gülen Hojaefendi.