Surah ar-Ra’d [13]: 31

وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى بَل لِّلّهِ الأَمْرُ جَمِيعًا
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.” (QS Ar-Ra’d [13]: 31)

Firman Allah di atas mengisyaratkan bahwa jika ada sebuah kitab suci Allah yang dapat menyebabkan gunung-gunung dapat berjalan, dapat membelah bumi, atau dapat menjadikan orang-orang yang telah mati dapat berbicara, pasti kitab itu bukanlah kitab-kitab Allah yang terdahulu, seperti kitab suci Taurat, Zabur dan Injil. Tetapi, kitab suci itu hanyalah kitab Al-Qur’an. Demikianlah cara Allah menarik perhatian orang untuk memperhatikan baik-baik terhadap kitab Al-Qur’an yang mulia.

Andaikata semua kejadian yang kami sebutkan di atas, pasti hal itu menunjukkan suatu mukjizat yang luar biasa yang dimiliki oleh Al-Qur’an. Tidak adanya kejadian mukjizat yang luar biasa yang diberikan kepada para nabi dan rasul, seperti kitab suci Al-Qur’an, karena urusan mukjizat tergantung kepada kehendak Allah semata. Sesungguhnya firman Allah,

Artinya, “Sebenarnya segala urusan itu hanyalah kepunyaan Allah.” (QS Ar-Ra’d, 31)

Firman Allah tersebut mengisyaratkan bahwa Allah meluruskan semua pikiran yang menyimpang dan sekaligus menerangkan bahwa yang patut dimintai segala permintaan hanyalah Allah semata, karena hanya Allah Yang Maha Mampu melakukan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya. Bahkan hanya Allah yang mampu memberi petunjuk kepada kalbu setiap orang tanpa menunjukkan mukjizat atau kejadian luar biasa apapun, karena segala sesuatu dapat dilakukan oleh Allah dengan mudah, misalnya sekedar menjalani sejumlah bukit untuk berpindah ke tempat lain atau untuk membelah bumi atau untuk menjadikan orang-orang yang telah mati selama beribu-ribu tahun dapat berbicara kembali.

Sesungguhnya pengaruh semua mukjizat itu tidak dapat dikiaskan dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh Al-Qur’an di kalbu setiap orang yang dikehendaki Allah untuk mendapat petunjuk. Karena itu, masalah-masalah yang luar biasa tidak ditunjukkan di dalam Al-Qur’an, meskipun kejadian-kejadian yang bersifat materi yang mengagumkan pandangan mata dan pikiran manusia. Tetapi hal itu dinilai sangat rendah oleh Al-Qur’an, karena Al-Qur’an sengaja dijadikan pusat untuk mendidik kalbu setiap orang, agar orang-orang itu beriman, sehingga akan keluar dari kalbu setiap orang mukmin berbagai keajaiban dan kebahagiaan yang kekal abadi yang hingga kini belum berpindah ke alam lain. Jadi, kalau begitu yang lebih penting untuk diketahui sebab turunnya Al-Qur’an adalah hikmahnya.

Adapun pengaruh-pengaruh yang bersifat sementara seperti memindahkan gunung dari satu tempat ke tempat yang lain atau membelah bumi dan menghidupkan orang-orang yang telah mati, menurut Allah semua kejadian itu hanyalah ringan, karena kejadian-kejadian yang luar biasa itu tidak akan berpengaruh di kalbu manusia, kecuali hanya sementara, tetapi Al-Qur’an tetap memberi pengaruh petunjuk yang luar biasa kepada setiap orang, sehingga seorang yang telah mendapat petunjuk dari Allah, maka ia akan membawa pengaruh yang luar biasa bagi kehidupannya maupun bagi orang lain, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut, Artinya, “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah.” (QS Al-Hasyr, 21)