Surah al-Munâfiqûn [63]: 4

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiaptiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munaafiquun, 4)

Firman Allah di atas menerangkan sebagian sifat yang paling menonjol dalam diri orang-orang munafik, di antaranya sebagai berikut:

Orang-orang munafik ahli untuk menerangkan sesuatu dengan ucapan dan tulisan mereka yang sangat menarik, sehingga ucapan mereka dapat memukau hati orang lain untuk condong kepada mereka.

Meskipun mereka bersikap ramah dan lemah lembut dalam ucapannya, tetapi mereka adalah orang-orang munafik yang sejati, karena:

a. Orang-orang munafik yang selalu berpakaian rapi, mereka bagai seonggok kayu yang bersandar pada sebuah dinding. Jasad-jasad mereka kosong dari keimanan dan menarik perhatian orang lain, tetapi mereka tidak mau menerangkan isi hati mereka yang sebenarnya. Hati mereka telah mengeras seperti batu atau seperti kayu, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut:

فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ
Artinya: “Lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al-Munaafiquun, 3)

Sedikitpun mereka tidak berpihak kepada kebenaran dan tidak dapat memahami kebenaran.

b. Lebih dari itu sifat mereka yang paling menonjol adalah mereka selalu takut dengan suara yang keras, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:

يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ
Artinya: “Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.” (QS. Al-Munaafiquun, 4)

Orang-orang munafik itu selalu menunjukkan diri mereka bagai orang-orang yang sejati dalam keimanan. Ketika mereka bergaul dengan umat Islam di pasar, di masjid, maupun di medan perang, maka dengan perasaan mereka yang bercampur aduk itu menjadikan mereka sebagai orang-orang yang penakut, karena mereka selalu merasa takut jika sifat kemunafikan mereka terlihat oleh orang-orang Islam, sehingga mereka mengira segala teriakan yang keras selalu ditujukan kepada mereka.

c. Orang-orang munafik menganggap orang-orang yang sejati dalam keimanan sebagai musuh mereka. Mereka bagai seekor kalajengking yang berada di balik tubuhmu dan engkau tidak mengetahui kapan ia akan menggigitmu.

d. Karena itu, bagi seorang yang sejati dalam keimanannya harus mewaspadai mereka, karena mereka selalu mencari kesempatan setiap waktunya untuk menyerang kalian. Mereka selalu mengaku sebagai orang-orang baik dan bermanfaat bagi orang-orang Islam. Tetapi, di akhir firman Allah, maka Allah menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang dimusuhi oleh Allah, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut:

فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Artinya: “Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munaafiquun, 4)

Orang-orang munafik yang ada di masa Nabi Saw. seperti Abdullah bin Ubai, Mughits Ibnu Qais, Wajdun Ibnu Qais adalah tokoh-tokoh kaum munafik yang pandai menutupi kemunafikan mereka di hadapan orang-orang yang beriman. Mereka pandai berbicara yang manis bagi orang-orang yang beriman, sehingga sebagian orang-orang yang beriman merasa kagum dengan ucapan dan penampilan mereka yang manis. Padahal yang sebenarnya mereka adalah orang-orang rendah yang diliputi berbagai kelemahan. Karena itu, setiap pembicaraan mereka selalu memuji umat Islam, meskipun hati mereka benci kepada umat Islam. Karena itu, jika rahasia mereka tidak diungkapkan oleh Allah, pasti mereka menjadi orang-orang yang dekat dengan Nabi Saw. dan para sahabatnya. Ketika mereka berpura-pura mendengar ucapan Nabi Saw. dan umat Islam dengan penuh perhatian, tetapi perbuatan mereka selalu bertentangan dengan ucapan mereka, karena mereka hanya bersikap dusta, tetapi makin lama kedustaan mereka makin terlihat oleh umat Islam di masa itu.

Perilaku orang-orang munafik selalu bertentangan, antara ucapan mereka yang manis dengan perbuatan mereka. Mereka selalu berwajah tersenyum kepada orang-orang beriman, meskipun hati mereka mempunyai sifat dendam dan permusuhan kepada orang-orang yang beriman.

Menurut Allah mereka adalah musuh orang-orang beriman yang sebenarnya. Karena itu, orang-orang beriman harus mewaspadai diri mereka, agar mereka tidak terjebak dalam kejahatan orang-orang munafik.

Semoga Allah membunuh mereka dan menyelamatkan kita dari makar jahat yang telah mereka siapkan untuk orang-orang yang beriman.