Surah al-Hijr [15]: 26

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS Al-Hijr, 26)

Tanah yang dijadikan daripadanya awal manusia, Adam as dapat berubah menjadi tanah yang buruk, karena adanya bakteri-bakteri yang ada di dalamnya, kemudian tanah tersebut menjadi rusak, kemudian tanah itu berubah sedikit demi sedikit dari suatu keadaan menjadi keadaan berikutnya sampai menjadi tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk, kemudian berubah lagi menjadi tanah kering. Meskipun kejadiannya selalu berubah-ubah dari tanah yang berlumpur menjadi tanah yang kering dan lain sebagainya, tetapi hasilnya tidak akan berubah sedikitpun, yaitu menjadi manusia. Di sana ada juga tanah yang mengalami perubahan, sehingga menjadi protein dan menjadi bentuk yang kering yang di dalamnya tidak ada tanda-tanda kehidupan, kemudian ilmu Allah dan takdir-Nya menyelesaikan proses kejadian manusia itu menjadi manusia sempurna, karena pengaruh nama-nama dan sifat-sifat Allah Yang Maha Mulia, sampaipun proses itu menjadi bentuk manusia yang ada di alam air dan tanah yang tidak mempunyai kehidupan sedikitpun.

Kemudian tanah itu berubah menjadi manusia. Dan manusia itu tidak dapat melebihi malaikat. Meskipun demikian, manusia itu masih dapat mengalami proses kerusakan sampai hari ini dan dapat pula tidak mempunyai kebaikan apapun, meskipun ia dapat mengerjakan kebaikan karena berhubungan dengan nama-nama dan sifat-sifat Ilahi Yang Maha Mulia.

Sebagai kesimpulannya, setiap manusia yang tidak dapat meraih tujuan diciptakannya sebagai manusia dan ia tidak bersungguh-sungguh mengerahkan kemampuannya untuk mencapai tingkatan tertinggi di sisi Allah, maka ia tidak dapat melepaskan dirinya dari sifatnya yang suka berubah menjadi buruk.