Surah al-Baqarah [2]: 124

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji oleh Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman,‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia,’” (QS al-Baqarah [2]: 124).

Disebutkan di berbagai riwayat bahwa penafsiran firman Allah di atas adalah Ibrahim as. termasuk manusia yang pertama kali dikhitan, termasuk juga seorang yang suka menyambut para tamu, suka memotong kukunya, suka memotong kumisnya dan memanjangkan jenggotnya. Tetapi perbuatan-perbuatan seperti itu sudah ada sebelum datangnya Ibrahim as., karena Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwa apa saja yang dilakukan oleh Ibrahim as. itu termasuk fitrah manusia yang sehat. Karena itu, penyebutan bahwa Ibrahim as orang pertama kali dikhitan dan memelihara janggut, termasuk arti penisbatan kepadanya, tetapi masalah-masalah itu sudah ada pada nabi-nabi yang sebelumnya. Misalnya Nabi Musa as. berkata, “Aku adalah orang-orang pertama yang beriman,” (QS al-A’râf [7]: 143).

Maksudnya, ia bukan orang yang pertama kali beriman, karena ayat tersebut mengandung arti bahwa Musa as. adalah orang pertama yang beriman sebelum kaumnya yang lain. Karena itu, firman Allah di atas dapat kita artikan bahwa Allah menguji Ibrahim as. dengan sejumlah perbuatan dan ia berhasil melampaui berbagai ujian dengan sukses, sehingga ia terlepas dari perbuatan syirik, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang sebelumnya.

Adapun kata “al-Bala’” termasuk dari asal kata “al-Ibtila’i” yang artinya menguji secara lahir dan batin demi untuk menunjukkan bahwa ia sukses dalam setiap ujiannya yang baik maupun yang buruk.

Tetapi setiap orang memiliki kehidupan jasmani dan ruhani. Selain itu, ia mempunyai nafsu, hawa nafsu dan syahwat di samping kehidupan rohaninya dan kalbunya yang bersifat ghaib, karena datangnya hanya dari Allah Yang Mahamulia. Ibrahim as. senantiasa berusaha menjadi manusia yang paling sempurna, karena ia selalu menghadapi berbagai cobaan yang baik maupun yang buruk dari Allah, tetapi ia adakalanya mengalami kesuksesan dan adakalanya mengalami kegagalan dalam berbagai cobaan dan ujian-Nya.