Ilmu dan Kebodohan

Mempelajari ilmu dan menulis buku, serta menjelaskan apa yang ada di dalam buku memang merupakan hal-hal yang bermanfaat. Namun dalam hal ini jika ruh ilham dan ruh intisari keilmuan telah lumpuh, maka hal tersebut bisa dikatakan berbahaya.

* * *

Ilmu adalah sebuah petunjuk penting untuk mendapatkan hidayah. Apalagi jika ilmu itu bersandar pada wahyu Ilahi, dalam hal ini, ilmu tersebut akan mencapai dimensi yang melewati dunia dan langit, serta mendapatkan sebuah nilai tersendiri.

* * *

Pada hari ini para munkasyif[1] dan mujid[2] tidak tumbuh. Hanya tumbuh orang-orang yang bertaklid buta.  Kita butuh sebagian jiwa yang akan dapat mengubah segalanya. Kita perlu jiwa-jiwa pemberontak. Semuanya harus berubah. Buku, sekolah, pintu, bangku... perubahan pada semua itu... pada dasarnya dimulai dengan kritik.

* * *

Kebodohan adalah seburuk-buruknya teman. Sementara ilmu adalah sahabat yang paling setia.

* * *

Ketika ilmu disatukan dengan sifat hilm[3] ia akan sampai pada sebuah kedalaman yang tak terhingga.

* * *

Ketika orang bodoh marah ia akan berteriak. Sementara orang pintar, ia akan merencanakan hal-hal yang perlu dilakukan.

* * *

Fadhilah itu berdiri di atas tiga dasar; ilmu, hilm, danibadah.

* * *

Ilmu yang tidak menjadi sumber amalan, maka akan kering.

* * *

Ihtiyaj[4] adalah sebuah panduan para munkasyif ilmu yang bermata tajam.

* * *

Mengetahui berbeda dengan memahami. Memahami satu hal lebih baik daripada mengetahui seribu hal.

* * *

Biasakanlah dirimu mengucapkan "Aku tidak tahu", agar kamu tidak pernah merasa malu untuk mengatakan "Aku tidak tahu" di setiap waktu!

* * *

Kalau seandainya sebuah perlombaan orang-orang miskin dapat diadakan sebagaimana perlombaan-perlombaan yang lain, mungkin kebodohan-lah yang akan menjadi juara perlombaan tersebut.



[1] Penemu (penerj)

[2] Penemu (penerj)

[3] Kelembutan (Penerj)

[4] Kebutuhan, Keperluan (Penerj)